Pemerintah Rusia meresmikan patung raksasa Mikhail Kalashnikov di Moskow, kemarin. Kalashnikov adalah penemu senapan serbu AK-47 yang dijuluki sebagai senapan sejuta umat karena paling banyak digunakan di seluruh dunia.
Patung perunggu tokoh legendaris militer Uni Soviet ini dibangun setinggi 30 kaki dengan posisi memeluk senapan AK-47. Kalashnikov menjelang akhir hayatnya tetap terjaga di malam hari karena menyadari bahwa jutaan orang terbunuh oleh penemuannya.
Peresmian monumen itu diramaikan dengan kumandang lagu kebangsaan Soviet yang kini bernama Rusia. Selain itu juga ada doa Ortodoks dan pidato yang membela penemuan senapan AK-47 sebagai salah satu penjamin keamanan dan perdamaian Rusia di dunia.
Patung senilai 35 juta rubel itu dibiayai oleh Russian Military-Historical Society, sebuah kelompok patriotik yang didirikan oleh Kremlin.
Sebanyak 100 juta unit senapan serbu AK-47 diperkirakan sudah menyebar di seluruh dunia. Versi lain dari senapan ini juga mencakup sekitar seperlima dari senjata api dunia.
Senjata temuan Kalashnikov jadi fenomena karena digemari hampir seluruh kalangan, mulai dari diktator dunia, kelompok teroris hingga geng narkoba.
Menteri Kebudayaan Rusia Vladimir Medinsky meluncurkan monumen tersebut untuk mengenang Kalashnikov yang meninggal pada tahun 2013 di usia 94 tahun. Dia meninggal di Ibu Kota Rusia.
“Bakat, kejujuran, kemampuan organisasi yang luar biasa, semua ini memungkinkan untuk menciptakan seluruh lini senjata untuk membela Tanah Air, yang tentu saja adalah senapan otomatis Kalashnikov, yang bisa dikatakan sebagai merek budaya sejati Rusia,” kata Medinsky, seperti dikutip IB Times, Rabu (20/9/2017).
Meski demikian, peresmian patung itu diwarnai demonstrasi tunggal yang mengecam penemuan senjata mematikan tersebut. Demonstran itu kemudian ditahan polisi setelah berusaha memajang spanduk yang bertuliskan; ”pencipta senjata adalah pencipta kematian”.
Kalashnikov, yang lahir dari keluarga petani di Siberia pada tahun 1919, secara mekanis bermaksud merancang peralatan pertanian. Tapi selama Perang Dunia II, dia dipanggil untuk melayani militer.
Dia terluka dalam pertempuran Bryansk tahun 1941, dan menghabiskan beberapa bulan untuk pulih di rumah sakit. Ketika dalam perawatan untuk luka-lukanya, dia mendengar tentara lain mengeluh bahwa kualitas senapan Tentara Merah lebih rendah daripada yang digunakan oleh tentara Nazi. Dari keluhan itulah, dia mulai mengerjakan penemuan fenomenalnya secara sendirian.
Tentara Rusia akhirnya mempekerjakan dirinya sebagai perancang senjata. Pada tahun 1947 dia resmi melakukan terobosan dengan memperkenalkan senapan AK-47. Nama AK-47 tak lain singkatan dari nama Avtomat Kalashnikova dan tahun 1947.
Senjata tersebut dengan cepat diadopsi oleh tentara Uni Soviet dan blok-nya. Dalam waktu cepat, senjata itu didistribusikan ke kelompok revolusioner di seluruh Afrika dan Asia.
Kalashnikov pernah mengklaim bahwa dia tidak terganggu dengan menemukan sebuah senjata yang telah merenggut banyak nyawa demi membela negaranya. ”Saya tidur nyenyak. Ini adalah politisi yang harus disalahkan karena gagal mencapai kesepakatan dan beralih ke kekerasan,” katanya pada tahun 2007.
Namun beberapa bulan sebelum kematiannya, Kalashnikov menulis surat pengakuan dosa kepada pemimpin Gereja Ortodoks Rusia, Patriarch Kirill.
“Kehinaan mental saya tak tertahankan, saya memiliki pertanyaan yang sama sekali tidak terpecahkan: ‘Jika senapan mesin ringan saya mengambil nyawa orang, apakah itu berarti saya, Mikhail Kalashnikov, anak laki-laki berusia 93 tahun, anak seorang petani, dan seorang Kristen Ortodoks, bertanggung jawab atas kematian manusia, bahkan jika mereka adalah musuh?’,” bunyi surat tersebut.
Pemimpin agama tersebut menjawab bahwa kesalahan tersebut tidak bisa sepenuhnya dipikul dirinya. Namun, lebih tepat merupakan kesalahan orang-orang yang menggunakan senjata itu dengan niat jahat.
from Halo Dunia Network http://ift.tt/2wvwcEw
via IFTTT
0 Comments